Pekan Kebudayaan Nasional 2019
Pekan Kebudayaan Nasional 2019 |
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengundang
masyarakat Indonesia untuk hadir dalam pembukaan Pekan Kebudayaan
Nasional (PKN) 2019 di Istora Senayan, pada Senin (7/10/2019), pukul
19.00 WIB. Pekan Kebudayaan Nasional akan berlangsung selama satu
minggu, yakni pada 7 s.d. 13 Oktober 2019. Baik acara pembukaan maupun
seluruh rangkaian acara dapat diikuti masyarakat secara gratis.
Masyarakat dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan tiketnya di laman
pkn.kebudayaan.id .
Lima hari lagi, Kemendikbud akan menggelar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) di Istora Senayan, Jakarta. Ratusan orang telah mendaftar melalui laman pkn.kebudayaan.id setiap harinya. Hingga hari ini (Selasa, 2/10/2019), tercatat sudah 80-ribu lebih orang yang mendaftarkan diri sebagai pengunjung PKN 2019. PKN 2019 akan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya dari beragam pengisi acara. Pada malam pembukaan, akan hadir Maestro Gamelan, Rahayu Supanggah, musisi muda Affly Rev, penyanyi Andmesh, dan Cita Citata.
Sekretaris Ditjen Kebudayaan Sri Hartini mengatakan, Kemendikbud berkolaborasi dengan masyarakat dan komunitas budaya dalam menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Nasional 2019. Peran pemerintah (Kemendikbud) pun sebagai fasilitator. “Kami menyelenggarakan ruang-ruang publik sebagai wadah ekspresi budaya. Bukan desain dari panitia Kemendikbud semata, tapi ada keterlibatan masyarakat,” ujarnya saat gelar wicara dengan RRI Pro 3 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Sri Hartini mengatakan, selain pertunjukan seni dan budaya, dalam PKN 2019 juga ada konferensi pemajuan kebudayaan, diskusi budaya, dan ekshibisi kebudayaan. Dalam konferensi dan diskusi, peserta bisa berbagi ide dan pemikiran, mendiskusikan isu budaya. Beberapa tema yang diangkat antara lain Rempah, Ramuan, dan Naskah Kuno; Peranan Komunitas dalam Membangun Budaya Kreatif; Platform Pemajuan Kebudayaan di Tingkat Lokal; dan Dinamika Taman Budaya, Museum Daerah, dan Dewan Kesenian.
Beragam permainan tradisional juga akan hadir dalam PKN 2019, antara lain gobak sodor, egrang, dan terompah panjang (bakiak). Permainan tradisional tersebut akan dikompetisikan secara nasional di PKN 2019. “Kita tidak hanya mencari juara, tapi bgmn memahami tentang permainan tradisional. Permainan tradisional kan salah satu objek pemajuan kebudayaan dalam UU Pemajuan Kebudayaan,” tutur Sri Hartini.
Salah satu komunitas budaya yang akan hadir dan berpartisipasi aktif di PKN 2019 adalah Hobi Kayu, sebuah komunitas yang berkecimpung di dunia kriya dengan menggunakan bahan dasar kayu. Hobi Kayu akan menggelar gerai/stand di pameran PKN 2019 dan mengadakan lokakarya (workshop) untuk membuat kerajinan dari kayu. Edo Borne, pendiri Hobi Kayu mengatakan visi dan misi Hobi Kayu adalah mengedukasi masyarakat. “Kita melihat ada sarana di mana bisa mengedukasi seluruh masyarakat Indonesia, bagaimana bisa mendapatkan dampak positif dari membuat kerajinan kayu. Jadi nyambung ke ekonomi budaya, di mana produk budaya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” katanya.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah ruang interaksi seluruh unsur kebudayaan dan merayakan keragaman ekspresi budaya Indonesia yang sesuai mandat Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 yang lalu. Mengutip lagu Kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza “marilah kita mendoa, Indonesia bahagia”, Pekan Kebudayaan Nasional akan menjadi sebuah ruang bersama untuk Indonesia Bahagia.
Lima hari lagi, Kemendikbud akan menggelar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) di Istora Senayan, Jakarta. Ratusan orang telah mendaftar melalui laman pkn.kebudayaan.id setiap harinya. Hingga hari ini (Selasa, 2/10/2019), tercatat sudah 80-ribu lebih orang yang mendaftarkan diri sebagai pengunjung PKN 2019. PKN 2019 akan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya dari beragam pengisi acara. Pada malam pembukaan, akan hadir Maestro Gamelan, Rahayu Supanggah, musisi muda Affly Rev, penyanyi Andmesh, dan Cita Citata.
Sekretaris Ditjen Kebudayaan Sri Hartini mengatakan, Kemendikbud berkolaborasi dengan masyarakat dan komunitas budaya dalam menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Nasional 2019. Peran pemerintah (Kemendikbud) pun sebagai fasilitator. “Kami menyelenggarakan ruang-ruang publik sebagai wadah ekspresi budaya. Bukan desain dari panitia Kemendikbud semata, tapi ada keterlibatan masyarakat,” ujarnya saat gelar wicara dengan RRI Pro 3 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Sri Hartini mengatakan, selain pertunjukan seni dan budaya, dalam PKN 2019 juga ada konferensi pemajuan kebudayaan, diskusi budaya, dan ekshibisi kebudayaan. Dalam konferensi dan diskusi, peserta bisa berbagi ide dan pemikiran, mendiskusikan isu budaya. Beberapa tema yang diangkat antara lain Rempah, Ramuan, dan Naskah Kuno; Peranan Komunitas dalam Membangun Budaya Kreatif; Platform Pemajuan Kebudayaan di Tingkat Lokal; dan Dinamika Taman Budaya, Museum Daerah, dan Dewan Kesenian.
Beragam permainan tradisional juga akan hadir dalam PKN 2019, antara lain gobak sodor, egrang, dan terompah panjang (bakiak). Permainan tradisional tersebut akan dikompetisikan secara nasional di PKN 2019. “Kita tidak hanya mencari juara, tapi bgmn memahami tentang permainan tradisional. Permainan tradisional kan salah satu objek pemajuan kebudayaan dalam UU Pemajuan Kebudayaan,” tutur Sri Hartini.
Salah satu komunitas budaya yang akan hadir dan berpartisipasi aktif di PKN 2019 adalah Hobi Kayu, sebuah komunitas yang berkecimpung di dunia kriya dengan menggunakan bahan dasar kayu. Hobi Kayu akan menggelar gerai/stand di pameran PKN 2019 dan mengadakan lokakarya (workshop) untuk membuat kerajinan dari kayu. Edo Borne, pendiri Hobi Kayu mengatakan visi dan misi Hobi Kayu adalah mengedukasi masyarakat. “Kita melihat ada sarana di mana bisa mengedukasi seluruh masyarakat Indonesia, bagaimana bisa mendapatkan dampak positif dari membuat kerajinan kayu. Jadi nyambung ke ekonomi budaya, di mana produk budaya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” katanya.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah ruang interaksi seluruh unsur kebudayaan dan merayakan keragaman ekspresi budaya Indonesia yang sesuai mandat Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 yang lalu. Mengutip lagu Kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza “marilah kita mendoa, Indonesia bahagia”, Pekan Kebudayaan Nasional akan menjadi sebuah ruang bersama untuk Indonesia Bahagia.
Sumber: Kemdikbud
Semoga Bermanfaat,
Salam Pendidikan😊
No comments
Bagaimana pendapat Anda?